Optimalkan P5, Sekolah Torehkan Pelajar yang Bahagia
sumber gambar: guruinovatif.id
Benar kata pepatah, kalau pengalaman itu guru yang paling berharga. Pengalaman yang saya maksud adalah perjalanan saya sebagai pendidik sepanjang tiga tahun belakangan. Perjalanan yang tidak mudah untuk dilewati karena penuh tantangan. Selama tiga tahun berkecimpung di dunia pendidikan, banyak pelajar yang saya temui, baik di lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Namun, interaksi yang paling berkesan tentu saja ketika saya berada di lingkungan sekolah formal. Mengingat intensitas pertemuan di kelas yang hampir setiap hari.
Sejak tahun 2022 lalu, sekolah yang saya jadikan naungan ini sudah menerapkan kurikulum merdeka. Selama itu juga saya mengeksplorasi projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) untuk diterapkan di kelas. Ada enam tema umum yang diberlakukan dalam P5. Mulai dari Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Rekayasa dan Teknologi, sampai dengan Kewirausahaan.
Dari enam tema tersebut sekolah mengimplementasikan tiga tema yang disesuaikan dengan kesiapan guru dan kecocokan dengan semua karakter anak di kelas. Hal itu bertujuan untuk mengoptimalkan minat dan potensi dari tiap peserta didik. Semua tema yang ada dalam P5 dapat diterapkan secara bergantian pada tingkatan kelas yang berbeda.
Dari enam tema yang diberlakukan dalam P5, ada dasar yang harus menjadi perhatian penuh, terutama dalam mencegah adanya sikap intoleransi, perundungan (bully), maupun kekerasan seksual. Ketiga dosa besar yang diidentifikasi dalam konteks pendidikan itu, tentu saja memiliki dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan sekolah dan peserta didik. Sehingga kerja sama antara orang tua, guru, dan peserta didik sangat dibutuhkan. Untuk membangun lingkungan sekolah yang ramah anak, keluarga yang harmonis, serta anak yang bahagia
Kemendikbud telah menetapkan beberapa tema Projek Profil Pelajar Pancasila dari tingkat SD hingga SMA/SMK. Berikut ini adalah beberapa tema yang sudah berjalan selama dua tahun di sekolah sekaligus contoh yang dapat diterapkan untuk membangun perilaku positif bagi peserta didik.
Tema Suara Demokrasi
Negara kita adalah negara demokrasi, maka dalam projek ini bertujuan untuk menanamkan jiwa demokrasi dalam diri siswa. Sekaligus membangun rasa toleransi terhadap teman yang memiliki pilihan yang berbeda. Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan, yaitu:
- Melaksanakan Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) dengan proses yang serupa seperti pemilihan umum
- Melakukan diskusi antarpanitia penyelenggara (peserta didik) untuk menentukan tata tertib dan teknis dalam menyelenggarakan pemilu
- Pemilos dilaksanakan satu tahun sekali dengan melibatkan seluruh warga sekolah sebagai wujud pesta rakyat di lingkungan sekolah
Tema Gaya Hidup Berkelanjutan
Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap dampak dari aktivitas manusia terhadap keberlangsungan hidup di dunia dan lingkungan sekitarnya. Siswa akan belajar untuk berperilaku ramah lingkungan serta mencari solusi dari masalah lingkungan.
Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan, yaitu:
- Mengenalkan pada peserta didik terkait jenis-jenis sampah
- Mendorong peserta didik untuk mendaur ulang sampah
- Mendorong peserta didik untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dengan membawa kotak bekal dan botol minum sendiri
Tema Kearifan Lokal
Tema ini bertujuan untuk membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri peserta didik melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah setempat. Kegiatan tema ini dapat disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Adapun yang sudah dilaksanakan pada tema ini adalah mengikuti kegiatan panjang mulud sebagai bentuk memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW.
Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya
Tema ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan keterampilan peserta didik dalam memelihara kesehatan fisik dan mental. Sebagaimana dikutip dari artikel pasla.jambiprov.go.id (2023) hal ini sangat penting mengingat perundungan menjadi perhatian khusus, terutama karena Indonesia menempati peringkat kelima sebagai negara dengan siswa korban perundungan terbanyak menurut hasil riset Programme for International Students Assessment (PISA) 2018. Sebanyak 41,1% siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan.
Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan, yaitu:
- Membangun bonding antara peserta didik dan orang tua untuk menceritakan kembali tempat ketika ibu melahirkan anak tersebut
- Mengenalkan peserta didik tentang proses ibu mengandung, melahirkan, dan merawat anak yang disesuaikan berdasarkan ilmu sain
- Memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat poster tentang sungai kehidupan, sungai yang dibentuk mulai dari tempat kelahiran, sekolah dasar (SD), sampai ke tempat yang diimpikan ketika dewasa.
Tema Kewirausahaan
Pada tema ini peserta didik akan memanfaatkan usaha rumahan, terutama usaha di tingkat lokal atau makanan tradisional yang menjadi ciri khas daerah setempat. Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan, yaitu:
- Mengenalkan peserta didik tentang mengatur modal dan keuntungan usaha
- Membuat konsep usaha yang memiliki peluang dan tren agar menarik minat pembeli
- Membangun kerja sama dalam berniaga
Selain mengoptimalkan P5 dengan pembelajaran yang menarik, guru juga perlu mengeksplorasi media pembelajaran yang tepat untuk membangun suasana kelas yang kooperatif. Sehingga interaksi di dalam kelas terbangun dan berhasil membuat anak antusias mengikuti pelajaran tanpa beban.
Di sisi lain, sekolah juga perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap isu-isu di dunia pendidikan melalui program-program edukasi dan pelatihan bagi seluruh anggota komunitas sekolah, termasuk guru, staf, siswa, dan orang tua. Demi membangun kualitas peserta didik sebagai generasi emas yang berkarakter.
Komentar
Posting Komentar